Sumatera Utara merupakan sebuah provinsi yang memiliki sejumlah obyek wisata yang unik, baik wisata alam maupun budaya. Beberapa obyek wisata tersebut telah dikenal luas hingga ke mancanegara seperti Danau Toba dengan panorama alam yang indah dan Bukit Lawang dengan orangutan Sumatera yang unik, berbeda dengan orangutan Kalimantan.
Kota Medan sendiri sebagai gerbang ke berbagai tujuan wisata di Sumatera, memiliki sejumlah obyek wisata kota seperti Istana Maimun dengan Mesjid Raya dan Kolam Raja, Rumah Tjong A Fie dengan kawasan Kesawan, dan bangunan-bangunan tua peninggalan masa kolonial. Sejak dulu, Medan dikenal sebagai kota perdagangan di mana berdiri sejumlah kantor pusat perusahaan perkebunan seperti Tembakau Deli yang terkenal hingga ke mancanegara.
1. DANAU TOBA

Danau Toba merupakan sebuah keajaiban alam yang mempesona yang membentang sepanjang 100 km dengan lebar 30 km di atas pegunungan Bukit Barisan. Letaknya yang berada pada ketinggian 900 meter di atas permukaan laut (dpl) dan dikelilingi oleh kawasan hutan yang hijau menjadikan udara di sekitarnya sejuk dan menyegarkan. Danau Toba yang memiliki luas 1.145 km2 dengan kedalaman 450 meter yang terlihat seperti lautan, merupakan danau vulkanik terbesar dan terdalam di dunia. Danau ini diperkirakan terbentuk dari letusan supervolcano Gunung Toba yang terjadi sekitar 74.000 tahun yang lalu. Danau yang menjadi salah satu ikon wisata Provinsi Sumatera Utara ini, merupakan sebuah tujuan wisata yang menarik dan menantang untuk dikunjungi. Di tengah Danau Toba terdapat Pulau Samosir pada ketinggian 1.000 dpl, yang luasnya kira-kira sama dengan Singapura. Di pulau ini juga terdapat berbagai obyek wisata seperti makam yang terbuat dari batu yang telah berusia sekitar 500 tahun dan desa-desa dengan rumah adat tradisional serta kebudayaan Batak Toba yang unik dan kuno. Jarak Medan ke Parapat, sebuah kota wisata di tepi Dana Toba adalah 180 km dengan waktu tempuh 4 jam.
2. BUKIT LAWANG

Bukit Lawang (pintu ke bukit) adalah sebuah desa kecil yang berlokasi di Selatan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Desa ini merupakan pintu gerbang masuk ke hutan Sumatera yang legendaris di mana terdapat Gunung Leuser (3.404 meter). Kawasan TNGL membentang di pegunungan Bukit Barisan, di sebelah Utara merupakan bagian dari wilayah Provinsi Aceh dan di sebelah Selatan bagian dari wilayah Provinsi Sumatera Utara. Di Bukit Lawang terdapat sebuah pusat rehabilitasi orangutan Sumatera yang berdiri sejak tahun 1973. Orangutan merupakan daya tarik utama Bukit Lawang di mana bisa disaksikan primata anggun yang langka ini berayun-ayun di atas pepohonan hutan tropis yang lebat sebagai habitat aslinya. Jarak Medan ke Bukit Lawang adalah sekitar 90 km yang dapat ditempuh selama 2 jam.
3. TANGKAHAN

Tangkahan identik dengan panorama hutan hujan tropis yang indah dan sering disebut sebagai surga tersembunyi di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Tangkahan yang memiliki luas sekitar 17.000 ha merupakan kawasan kegiatan konservasi. Gajah digunakan berpatroli untuk melindungi TNGL, dan pengunjung dapat ikut serta menunggangi gajah menelusuri hutan. Di lokasi ini, terdapat berbagai jenis flora dan fauna, gua dan air terjun, pemandian air panas, arung jeram, tempat berkemah, jalur trekking baik dengan berjalan kaki maupun dengan menunggangi gajah Sumatera. Selain itu, terdapat dua sungai yang membelah TNGL yaitu Sungai Batang Serangan dan Sungai Buluh yang airnya sangat jernih. Jarak dari Medan ke Tangkahan sekitar 124 km, dengan waktu tempuh selama 3 jam.
4. TELUK DALAM

Teluk Dalam adalah sebuah kota yang berada di ujung Selatan Pulau Nias. Kota ini merupakan pintu masuk bagi peselancar dunia yang datang pada musim tertentu untuk berselancar. Teluk Dalam memiliki pantai-pantai yang indah seperti Pantai Lagundri dan Pantai Sorake. Kedua pantai ini menjadi primadona peselancar dunia karena gulungan ombaknya yang memiliki ketinggian sempurna setara dengan yang terdapat di Hawaii. Beberapa desa di sekitar Teluk Dalam masih kental dengan tradisi dan arsitektur Nias yang unik, seperti Desa Bawomataluo yang berjarak sekitar 15 km dari Teluk Dalam. Desa ini berada di atas bukit dengan ketinggian 400 meter di atas permukaan laut. Rumah-rumah di desa ini memiliki arsitektur rumah adat Nias yang dikenal dengan Omo Nifolasara yang sudah berusia ratusan tahun. Rumah-rumah di desa ini dibangun saling berhadapan sehingga menyisakan halaman luas yang digunakan sebagai tempat pertunjukan seni tradisi Teluk Dalam seperti Lompat Batu (Hombo Batu) dan Tari Perang. Di Teluk Dalam juga terdapat peninggalan Megalitik yang berada di Desa Orahili, Kecamatan Gomo. Sejumlah batu berukuran besar berada di perbukitan dekat dengan Sungai Gomo. Menurut sejarah perbukitan dan batu-batu megalitik tersebut merupakan sebuah perkampungan yang berasal dari Zaman Batu Muda (Neolithicum) sekitar 1000 hingga 1500 Masehi. Teluk Dalam dapat ditempuh dengan penerbangan dari Medan ke Gunung Sitoli dalam waktu 50 menit.
5. AIR TERJUN SIPISO-PISO

Air Terjun ini merupakan salah satu objek wisata andalan Propinsi Sumatera Utara. Dan salah satu air terjun tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 120 meter. Terletak di Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara Lokasi air terjun ini berada tidak jauh dari danau terbesar di Indonesia, yaitu Danau Toba. Air terjun yang berada pada ketinggian 800 meter ini terbentuk dari sungai bawah tanah di plato Karo yang mengalir melalui sebuah goa disisi kawah danau Toba. Air yang keluar dari goa yang berukuran tidak begitu besar itu sangat deras apalagi jatuh pada ketinggian 120 meter, membuat air terjun ini begitu indah. Kata “piso” berarti pisau, karena memang air terjun ini bila dilihat dari jauh bentuknya seperti pisau, kecil dan panjang.
6. ISTANA MAIMUN

Istana Maimun merupakan istana peninggalan kerajaan Deli yang dipimpin Sultan Al Rasyid Perkasa Alamsyah pada tahun 1973. Istana Maimun sempat ditempati oleh 4 Sultan Melayu yang memerintah saat itu. Istana ini dibangun pada tahun 1988 yang diarsiteki oleh TH Van Erp yang bekerja juga sebagai Konijnlijk Nederlands-Indische Leger (KNIL), atau tentara Kerajaan Hindia-Belanda. Desain bangunannya adalah perpaduan antara Indonesia, Persia, dan Eropa. Nuansa Melayu dan Islam jelas terlihat di bangunan yang terletak di Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun ini.
7. KANTOR POS BESAR

Kantor Pos Besar Medan terletak di utara Lapangan Merdeka, Medan, Sumatera Utara. Tepatnya di pojok barat laut lapangan tersebut. Bangunan ini didirikan oleh Burgelijke Openbare Werken (BOW) atau Dinas Pekerjaan Umum pemerintah Kolonial Belanda dengan arsitek S. Snuyf pada tahun 1909. Bangunan tua tersebut termasuk beruntung karena masih dirawat dan fungsinya dioptimalkan oleh pemerintah. Saat ini, Kantor Pos Besar Medan tersebut masih melayani jasa pos dan telekomunikasi serta menjadi tempat kumpul para filatelis.
8. GEDUNG LONDON SUMATERA

Gedung London Sumatera merupakan bangunan bersejarah peninggalan kolonial Belanda yang menjadi salah satu ikon kota Medan.Gedung London Sumatera berada di Jalan Ahmad Yani atau lebih akrab dikatakan Kesawan. Gedung ini sendiri tepat di sebelah Lapangan Merdeka, yakni sekitar 100 meter dari pusat jajanan Merdeka Walk yaitu McD.
9. MESJID RAYA MEDAN

Masjid Raya Medan atau Masjid Raya Al Mashun merupakan sebuah masjid yang terletak di Medan, Indonesia. Masjid ini dibangun pada tahun 1906 dan selesai pada tahun 1909. Pada awal pendiriannya, masjid ini menyatu dengan kompleks istana. Gaya arsitekturnya khas Timur Tengah, India dan Spanyol. Masjid ini berbentuk segi delapan dan memiliki sayap di bagian selatan, timur, utara dan barat. Masjid Raya Medan ini merupakan saksi sejarah kehebatan Suku Melayu sang pemilik dari Kesultanan Deli (Kota Medan).
10. MUSEUM RAZ

Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara yang berlokasi di Jalan HM Jhoni, Kecamatan Medan Kota. “Koleksi barang Raz Collection Gallery & Museum yang dipamerkan antara lain logam uang kuno Indonesia dan Cerutu tembakau Deli yang diakui kualitasnya oleh dunia”.
11. MUSEUM SITUS KOTA CHINA

Situs Kota China di Medan Marelan telah diketahui sejak tahun 1970-an, namun jejak sejarahnya mulai terkuak sejak ditemukanya sebuah arca kuno tepatnya pada saat adanya penggalian tanah menggunakan alat berat untuk penimbunan pembangunan jalan Tol Belmera pada tahun 1986 silam Terkuburnya jejak sejarah Kota China, yang hingga kini belum habis tergali adalah kerajaan yang makmur dan terdapat pelabuhan laut (bandar)internasional yang dihuni para imigran asal Tiongkok. Pada umumnya, Bangsa China datang dengan latar belakang keinginan untuk mencari peruntungan hidup lebih baik dari tempat asalnya, dengan melakukan bisnis perdagangan.
Di bandar tertua, diperkirakan pada masa Dinasti Song, Kota China yang berada di sebelah utara Kota Medan ini, mengalami kejayaan. Kawasan daratan dan pantai dihuni imigran dari negeri Tiongkok, dengan pelabuhan rakyat serta jalur perdagangan tersibuk. Transaksi perdagangan seperti tembikar, guci, keramik, rempah-rempah dan termasuk arca berlanggam Chola atau India Selatan diperjual belikan. Tidak hanya niaga, tapi dibandar tertua di Kota Medan ini juga berlangsung beragam aktivitas budaya. Bukti dari sejarah pelabuhan ini diketahui, setelah adanya penemuan kayu rangka dari bangkai kapal. Untuk penemuan kayu sisa dari rangka kapal ditemukan di sebelah utara, ditempat itu diyakini sebagai lokasi pelabuhan laut pada masa itu,” ujar, Pak Ade pekerja di Museum Situs Kota China.
Kemajuan perdagangan di bandar Kota China mendadak terhenti, setelah kota itu dilanda musibah alam. Kawasan pelabuhan laut yang berkembang pesat, terkubur menjadi daratan. Dari cerita legenda di masyarakat hilangnya Kota China dikarenakan menerima kutukan dan diserang oleh pasukan kepah. Sedangkan sebagian lain beranggapan, kota tempat imigran Tiongkok itu hilang setelah terkena bencana tsunami. Sekitar 5 abad kemudian setelah bandar Kota China terjadi pendangkalan, pelabuhan baru lalu berdiri di kawasan Bandar Labuhan Deli atau saat ini berada di wilayah Kelurahan Pekan labuhan, berjarak sekitar 3 kilometer dari lokasi situs Kota China. Sejarah bandar Labuhan Deli dibangun pada tahun 1814, setelah raja deli ketiga, Tuanku Panglima Pasutan memindahkan pusat pemerintahan Kesultanan Deli dari Deli Tua ke daerah Labuhan Deli.
12. VELANGKANNI MEDAN

Graha Maria Annai Velangkanni adalah bangunannya yang mirip kuil India dengan warna-warna cerah. Bangunan Graha Maria Annai Velangkanni yang mengadopsi arsitektur Indo-Moghul ini mulai dibangun pada tahun 2001.
13. MUSEUM RAHMAT

“Galeri Rahmat (Rahmat International Wildlife Museum & Gallery) merupakan galeri bertaraf internasional satu-satunya di asia yang memiliki kurang lebih 2000 koleksi spesies binatang liar (yang telah diawetkan) berasal dari perburuan legal dengan konservasi dan pemanfaatan yang telah dilakukan oleh hampir seluruh negara, binatang-binatang yang mati ditaman-taman, pemberian dari berbagai negara dan hasil pembelian secara legal” – inilah sedikit kutipan dari prasasti yang tepampang pada dinding bagian luar galeri Rahmat Medan.
14. MUSEUM PERJUANGAN TNI

Museum Militer ini dibuka pada tahun 1971 serta merupakan salah satu tempat yang menyimpan benda – benda sejarah perjuangan ABRI dan rakyat di Sumatera Utara, seperti senjata, obat – obatan dan pakaian seragam yang digunakan pada perang kemerdekaan Indonesia melawan pemberontakan pada tahun 1985.
15. MUSEUM TJONG A-FIE

Rumah Tjong A Fie adalah rumah dua lantai di Jalan Ahmad Yani di Kesawan, Medan, Sumatera Utara, yang dibangun oleh Tjong A Fie, pedagang Hakka yang memiliki banyak tanah perkebunan di Medan. Alamat: 105 Jl. Jend. A. Yani, Kota Medan, Sumatera Utara 20111, Indonesia Jam buka: Hari ini buka · 09.00–17.00.
16. MUSEUM PUSAKA NIAS

Museum Pusaka Nias adalah salah satu wadah untuk melestarikan nilai-nilai budaya Nias. Museum Pusaka Nias dikelola oleh Persaudaraan Kapusin Provinsi Sibolga. Alamat: Jl. Yos Sudarso No. 134 A, Gunungsitoli, Iraonogeba, Gn. Sitoli, Nias, Sumatera Utara 22812, Indonesia. Provinsi: Sumatera Utara